Ayokalteng, Jango, Patangkep Tutui
Desa Jango, sebuah desa terpencil di Kecamatan Patangkep Tutui, Kabupaten Barito Timur, menorehkan kisah inspiratif tentang kemajuan dan ketekunan.
Terpilihnya Desa Jango untuk mewakili kecamatannya dalam Lomba Desa Tingkat Kabupaten Barito Timur tahun 2024 membuktikan keterbatasan bukanlah halangan untuk berkembang.
Meski terletak di pelosok dengan akses infrastruktur yang minim, Desa Jango tidak menyerah pada keadaan.
Camat Patangkep Tutui, Simon S. Oktavianus, mengungkapkan, bahwa desa ini memiliki administrasi yang sangat baik dan menjadi salah satu alasan utama mewakili kecamatan dalam lomba desa.
“Desa Jango mampu menunjukkan bahwa mereka bisa bersaing meski dengan segala keterbatasan,” ujar Simon dibincangi wartawan, Kamis (31/5).
Kemajuan signifikan terlihat pada aspek pendidikan di Desa Jango. Beberapa tahun yang lalu, mayoritas warganya hanya lulusan SD dan SMP.
Namun, berkat usaha dan upaya keras meningkatkan kesetaraan telah membuahkan hasil. Kini, beberapa warga yang tamat SMA melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. “Ini menunjukkan kemajuan dalam pola berpikir masyarakat,” tambah Simon.
Transformasi Desa Jango juga didorong oleh peran aktif kaum muda. Posisi strategis dalam pemerintahan desa kini diisi oleh pemuda dengan usia rata-rata 20 tahun. Mereka tidak hanya memiliki semangat tinggi untuk belajar, tetapi juga berhasil menerapkan pengetahuan mereka dalam pengelolaan desa yang lebih baik.
“Pengelolaan desa jauh lebih baik sekarang berkat energi dan semangat kaum muda,” jelas Simon.
Desa Jango memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Wilayah ini dikenal dengan produksi jengkol, buah durian, dan padi ladang dari ratusan hektare lahan.
Potensi ini menjadi sumber daya yang dapat dikembangkan lebih lanjut guna meningkatkan perekonomian desa. Hingga sekarang, potensi tersebut masih belum banyak diketahui oleh masyarakat luas.
Baca juga : Pj Ketua TP PKK Tekankan Peninjauan Ulang Keluarga Risiko Stunting di Lomba Desa
Menurut Simon, dengan partisipasi Desa Jango dalam Lomba Desa, tidak hanya mengejar gelar juara. Tetapi, ujarnya, juga membuka peluang kemajuan lebih besar.
Pembukaan akses jalan antar desa diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Desa Jango dengan memudahkan akses bagi masyarakat dari desa – desa tetangga berbelanja.
“Kita tidak mengharapkan juara, namun dengan Desa Jango ikut dalam Lomba Desa tahun ini, bisa membuka peluang kemajuan,” ujar Simon.
Desa Jango adalah contoh semangat dan tekad, keterbatasan yang bisa diubah menjadi kekuatan. Melalui kemajuan pendidikan, peran aktif kaum muda, dan pemanfaatan potensi alam, desa ini mampu bersaing di tingkat kabupaten.
“Partisipasi Desa Jango dalam Lomba Desa 2024 menjadi langkah awal menuju pemerataan pembangunan dan kemajuan yang lebih besar di masa akan datang,” tandas Simon.(*)