Tamiang Layang, 26 September 2024.
Di bawah kepemimpinan Pj Bupati Indra Gunawan, Barito Timur menghadapi tahun penuh liku-liku. Sebagai salah satu kabupaten di Kalimantan Tengah yang sangat bergantung pada sektor pertambangan, kabupaten ini sedang merasakan efek dari penurunan kontribusi sektor tersebut terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Pada 2023, kontribusi sektor pertambangan dan penggalian turun menjadi 42,03% dari total PDRB, dibandingkan dengan 46,63% pada tahun sebelumnya. Penurunan ini berdampak langsung pada perekonomian daerah, dengan pertumbuhan ekonomi yang merosot dari 6,06% pada 2022 menjadi hanya 3,47% pada 2023.
Penurunan angka tersebut bukanlah sekadar statistik, melainkan cerminan dari berbagai tantangan yang dihadapi masyarakat. Ketika keuntungan dari sektor tambang lebih banyak mengalir keluar daerah, pemerintah menyadari pentingnya mengembangkan sektor-sektor lain yang dapat langsung menyentuh kehidupan warga.
Salah satu sektor yang kini menjadi fokus utama adalah pertanian, kehutanan, dan perikanan, yang mencatatkan peningkatan kontribusi terhadap PDRB dari 14,44% pada 2022 menjadi 15,49% pada 2023.
Indra Gunawan, Pj Bupati Barito Timur, memahami betul bahwa sektor-sektor yang menyerap banyak tenaga kerja seperti pertanian, perkebunan, dan perikanan harus terus dikembangkan.
Namun, di balik berbagai upaya tersebut, tantangan besar masih membayangi Barito Timur. Ketimpangan pendapatan terus meningkat, dengan Gini Rasio yang naik dari 0,294 pada 2022 menjadi 0,331 pada 2023.
Ketimpangan ini menggambarkan perbedaan signifikan antara mereka yang memperoleh keuntungan besar dari sektor tambang dan mereka yang bergantung pada sektor pertanian dan usaha kecil.
Tak hanya itu, angka kemiskinan juga mengalami kenaikan, mencapai 6,66%, menjadikan Barito Timur sebagai kabupaten dengan tingkat kemiskinan tertinggi kedua di Kalimantan Tengah.
Menanggapi hal ini, pemerintah daerah di bawah kepemimpinan Indra Gunawan, telah meluncurkan program pengentasan kemiskinan dengan anggaran sebesar Rp74,64 miliar.
Program ini mencakup 15 inisiatif dan 97 sub-kegiatan yang dirancang untuk mengatasi akar permasalahan kemiskinan, termasuk dengan memperbarui data secara berkala dan memastikan bantuan sosial tepat sasaran.
Salah satu langkah yang kini digalakkan adalah pemberdayaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Di Desa Matabu, BUMDes setempat kini berkembang pesat dengan mengelola usaha budidaya ikan patin.
Dengan berbagai tantangan yang masih harus dihadapi, Barito Timur tidak menyerah. Pemerintah daerah terus berupaya menjaga stabilitas harga bahan pokok dengan meluncurkan program pasar murah dan subsidi harga untuk meringankan beban masyarakat.
Selain itu, kerja sama dengan sektor swasta dan pemerintah pusat terus diupayakan untuk menciptakan lapangan kerja baru melalui pelatihan keterampilan bagi masyarakat lokal.
Oleh karena itu, fokus pada diversifikasi ekonomi, dengan mengembangkan sektor-sektor yang lebih memberdayakan masyarakat lokal digalakkan.
Salah satu kunci keberhasilan jangka panjang, dengan menjaga keberlanjutan program-program yang telah direncanakan dan memastikan bahwa setiap lapisan masyarakat dapat merasakan manfaatnya.
Seiring berjalannya waktu, Barito Timur terus memupuk harapan. Meski berada di tengah tekanan ekonomi, masyarakatnya tetap optimis bahwa dengan upaya berkelanjutan, daerah ini dapat bangkit menjadi lebih mandiri dan sejahtera. (*/A-2)
Baca juga : Peningkatan Kualitas Hidup di Barito Timur, Langkah Maju di Bawah Kepemimpinan Indra Gunawan